Thursday 10 August 2017

Pendekatan Kuantitatif Binário Opções


A. Asumsi Dasar Pendekatan Kuantitatif Dalam penelitian ilmu sosial, setidaknya kita mengenal dua pendekatan yang memengaruhi proses penelitian, mulai dari merumuskan permasalahan hingga mengambil kesimpulan. Neuman menambahkan satu pendekatan lagi, yakni pendekatan ciritical. Setiap pendekatan memiliki asumsi dasar yang berbeda. Asumsi dasar yang ada di dalam pendekatan kuantitatif bertolak belakang dengan asumsi dasar yang dikembangkan di dalam pendekatan kualitatif. Asumsi dasar inilah yang memengaruhi pada perbedaan de cara pandang peneliti terhadap sebuah fenomena dan juga proses penellitian secara keseluruhan. Dalam buku ini, kita akan membahas mengenai empat asumsi dasar yang ada dalam ilmu sosial. Sebelum kita membahas asumsi dasar dari penelitian kuantitatif, kita perlu memiliki kesepakatan terlebih dahulu tentang pemakaian konsep 8220kuantitatif8221. Setidaknya ada tiga penggunaan konsep ini di dalam penelitian, yaitu pertama, kita bicara mengenai pendekatan kuantitatif. Ada beberapa kalangan yang mengatakan bahwa pendekatan sama dengan paradigma, bahkan sama dengan perspektif. Dalam buku ini, kita sedikit membedakan antara paradigma dan pendekatan (sekalipun asumsi dasar yang digunakan sedikit banyak sama). Paradigma dikembangkan di dalam lingkup bidang studi, seperti misalnya di dalam sosiologi terdapat tiga paradigma, yaitu paradigma fakta sosial, paradigma definisi sosial, serta paradigma perilaku sosial. Lain lagi dalam antropologi. Paradigma yang berkembang adalah paradigma idiografis dan paradigma perilaku. Paradigma bisa diartikan sebagai sudut pandang dalam melihat suatu fenomena atau gejala sosial. Pendekatan dikembangkan di dalam lingkup ilmu sosial sehingga di dalam sosiologi antropologi dan ilmu sosial lainnya dikenal pula pendekatan yang sama, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Sekali lagi, karena asumsi dasar yang digunakan kurang lebih sama, memang sulit untuk membedakan antara pendekatan dan paradigma. Kembali pada pemakaian tentang kuantitatif. Selain pendekatan kuantitatif, kita juga menggunakan kuantitatif dalam konteks metode kuantitatif, dan data kuantitatif. Ada satu hal yang perlu ditekankan di sini karena sering kali terjadi salah kaprah yang berkembang sehingga pemakaian konsep 8220pendekatan kuantitatif8221, 8220metode kuantitatif8221, serta 8220data kuantitatif8221 disamaratakan. Hal ini mengakibatkan dalam penerapan penelitian pengertian konsep-konsep tadi menjadi salah. Ambil saja contoh adanya anggapan bahwa dalam sebuah penelitian kita bisa menggunakan kedua pendekatan yang ada sekaliagus. Pertanyaan adalah bagaimana mungkin dengan asumsi dasar yang bertolak belakang, kemudian diterapkan dalam sebuah penelitian Nanti akan disajikan perbedaan antara asumsi dasar yang ada di dalam pendekatan kuantitatif dan kualitatif agat pembaca menyadari bahwa asumsi dasar dari masing-masing pendekatan bertolak belakang. Kondisi yang memungkinkan adalah dalam satu penelitian kita hanya bisa menggunakan satu pendekatan, baik pendekatan kuantitatif maupun pendekatan kualitatif. Namun, dalam satu penelitian yang sama, kita bisa menerapkan kedua metode yang ada, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif, dan akhirnya kita menghasilkan data kuantitatif dan data kualitatif. Tentunya jika kita menggunakan pendekatan kuantitatif, penekanan utamanya adalah metode kuantitatif. Metode kualitatif kita gunakan untuk melengkapi metode kuantitatif yang kita gunakan. Demikian pula dalam pendekatan kuantitatif. Karena kita menggunakan metodo kuantitatif sebagai metodo utama, dados yang akan kita hasilkan adalah dados dados pessoais dados pessoais, dados sedangkan dados informativos hanya digunakan sebagai dados penunjang. Dengan demikian, jika ada anggapan bahwa dalam satu penelitian kita bisa menggunakan kedua pendekatan yang ada, pendapat itu salah atau bisa jadi yang dimaksud orang tersebut dengan pendekatan adalah metode. Setelah kita mengenal perbedaan antara paradigma dan pendekatan, serta penggunaan 8220kuantitatif8221 dalam penelitian, kita akan membahas as meni ias asumsi dasar yang ada di dalam pendekatan kuantitatif. Adapun asumsi dasar pendekatan kualitatif hanya akan disajikan dalam bentuk skema, hanya untuk memperlihatkan perbedaan antara asumsi dasar dalam pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Epistemologi mencakup tiga hal, yaitu sebagai berikut. Keterkaitan antara Ilmu dengan Nilai Individu adalah seorang yang bebas nilai. Bebas nilai dapat diartikan bahwa individu do tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada di antara orang-orang yang sedang diteliti. Bebas nilai karena individual na telah memiliki seperangkat nilai yang ia gunakan untuk meneliti orang-orang tersebut. Nilai yang ia bawa dan gunakan adalah nilai-nilai yang sifatnya universal. Dengan sifat yang universal itu, individu berasumsi bahwa orang-orang yang akan ia teliti memiliki nilai-nilai yang sama dengan nilai-nilai yang ia bawa. Dalam praktiknya di lapangan digambarkan sebagai berikut. Kalau ada kesepakatan bahwa setiap orang dilarang merokok di dalam angkutan umum, nilai-nilai kesepakatan itu akan diterapkan kepada semua orang. Peneliti bisa mengabaikan seseorang memiliki penilaian bahwa ia adalah manuscrito bebas sehingga boleh memutuskan apakah ia akan merokok atau tidak. Karena nilai yang digunakan adalah nilai yang universal, peneliti dapat menyatakan bahwa orang yang memiliki penilaian yang berbeda tentang boleh tidaknya merokok di angkutan umum sebagai orang yang salah. Dengan bebas nilainya individu (dalam hal ini peneliti), peneliti dapat lebih objektif. Keterkaitan antara Ilmu dengan Akal Sehat Segala sesuatu yang diperoleh dengan menggunakan cara yang ilmiah atau yang kita kenal sebagai ilmu pengetahuan merupakan sesuatu yang lebih baik dibandingkan dengan akal sehat belaka. Dengan demikian, pada saatnya nanti ilmu pengetahuan akan menggantikan akal sehat. Logika pemikiran ilmiah yang mencakup proses pembentukan ide dan gagasan diberlakukan secara ketat dengan memakai prinsip nomotetik dan menggunakan pola deduktif. Prinsip nomotetik menggarisbawahi bahwa dalam melihat keterkaitan antara suatu gejala sosial dengan gejala sosial yang lain, difokuskan kepada beberapa faktor atau gejala yang krusial saja, dan mengesampingkan gejala atau faktor sosial yang lalu. Dengan prinsip tersebut, tak jarang dalam penelitian kita hanya akan melihat hubungan antara satu akibat dengan dua atau tiga sebab saja. Dua atau tiga sebab ini yang diyakini atau diduga sebagai faktor atau gejala yang krusial. Pola deduktif menunjukkan bahwa pemikiran yang dikembangkan di dalam penelitian didasarkan pada pola yang umum atau universal untuk kemudian mengarah pada pola yang lebih sempit dan spesifik. 3. Hakikat Dasar Manusia Dengan adanya pola yang bersifat universal, pada gilirannya manusia sesungguhnya diatur dan dipengaruhi oleh lingkungannya. Kalau kembali pada analogi tentang permainan anak-anak tadi, karena sudah ada kesepakatan tentang adanya batas kedaulatan negara, seorang anak tidak bisa begitu saja masuk ke dalam lingkaran yang ada tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada anak yang sudah membuat lingkaran tersebut. Anak tersebut tidak bisa begitu saja masuk ke dalam kotak yang dibujados anak yang lain. Di sini terlihat bahwa manuscrito pada akhirnya harus tunduk pada pola-pola yang sifatnya universal tadi. Manusia dipengaruhi oleh lingkungan. Manusia bukan merupakan individu yang bebas. Dalam kenyataan hidup kita sehari-hari, kita pasti mengalami bahwa dalam setiap tindakan, perkataan, serta perilaku kita diatur oleh sebuah hukum yang universal. Kita tidak bisa melepaskan pakaian di tengah keramaian. Kita tidak bisa datang jam 10 ke sekolah kalau sudah ditetapkan jam masuk sekolah adalah jam tujuh, dan masih banyak belenggu yang mengikat kita. Kita adalah manusia yang dipengaruhi oleh lingkungan. 4. Aksiologi (Tujuan Dilakukannya sebuah Penelitian) Tujuan dilakukannya sebuah penelitian adalah dalam upaya untuk menemukan hukum universal dan mencoba menjelaskan mengapa suatu gejala atau fenomena terjadi, dengan mengaitkan antara gejala atau fenomena yang satu dengan gejala atau fenomena yang lain. Dari penjelasan yang ada tentang asumsi dasar pendekatan kuantitatif, terlihat bahwa antara asumsi yang satu dengan asumsi yang lain saling berkaitan. Dengan demikian, jika suatu gejala memiliki asumsi dasar bahwa suatu gejala adalah real, secara epistemologi gejala tersebu bisa dipelajari, secara aksiologi, penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mencari penjelasan-penjelasan antara gejala. Secara skematis, kita bisa lihat perbedaan antara asumsi dasar dalam pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Tabel 2.1. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dDilihat dari Berbagai Asmsi yang Ada B. Contoh Penggunaan Pendekatan dalam Kehidupan Sehari-hari 1. Bentrokan antara Aparat Keamanan dan Mahasiswa yang Berdemonstrasi Akhir-akhir ini frekuensi bentrokan antara aparat keamanan dan mahasiswa menjadi semakin sering. Mahasiswa melakukan aksi demo di depan gedung DPR. Sementara mereka berusaha untuk memasuki areal gedung, mereka juga mengatakan bahwa pemerintahan yang sekarang adalah pemerintah yang berpihak pada penguasa dan bukan pada rakyat. Ketika mahasiswa diminuta untuk membubarkan diri, mereka justru berteriaka dan memaksa masuk. Bentrokan pun tak terelakkan lagi. Banyak dari kalangan mahasiswa dan juga aparat keamanan yang terluka. Ketika ditanya mengapa benturan tersebut sampai terjadi, mahasiswa justru menanyakan sesungguhnya gedung DPR milik siapa, milik rakyat atau milik penguasa. Jika milik rakyat, mengapa mereka yang juga rakyat tidak boleh masuk ke gedung tersebut Sementara di dalam pagar, aparat keamanan membuat pagar betis dan tetap melarang mahasiswa masuk. Ketika ditanya tentang terjadinya bentrokan hingga ada yang terluka, aparat dengan sigap menjawab bahwa segal ayang dilakukan oleh aparat keamanan sudah sesuai prosedur. Bagaimana kita melihat fenomena terjadinya bentrokan antara aparat keamanan dan mahasiswa Kita bisa menjawabnya dengan memakai kerangka pendekatan penelitian. Masih ingat tentang pernyataan bahwa dalam sebuah penelitian kita hanya bisa menggunakan satu pendekatan saja Apa akibatnya jika dalam sebuah penelitian kita menggunakan dua pendekatan yang berbeda Jawaban atas pertanyaan tersebut ada di dalam kasus tentang bentrokan antara aparat keamanan dan mahasiswa. Aparat keamanan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hal yang paling jelas adalah jawaban aparat keamanan yang mengatakan segala yang dilakukan 8220sudah sesuai prosedur8221. Pernyataan ini menunjukkan bahwa aparat memiliki nilai yang universal, yang sebuah peraturan. Mereka bukan lagi indiv. Yang bebas, namun tunduk pada pola yang umum (hukum). Sebaliknya mahasiswa menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan bertemunya antara pendekatan kuantitatif dengan pendekatan kualitatif dalam satu fenomena, yang terjadi adalah benturan-benturan. Demikian pula dalam penelitian yang sesungguhnya. Jika peneliti akan menggunakan kedua pendekatan yang ada dalam satu penelitian, yang terjadi adalah benturan-benturan pemikiran sehingga penelitian itu tidak akan pernah bisa dilakukan. 2. Perilaku Remaja Sujono adalah seorang mahasiswa yang berasal Dari Solo dan sudah lama tinggal di Jakarta. Keberadaannya di Jakarta dalam rangka melanjutkan kuliah. Sudah lama juga ia berpacaran dengan Sujanti, mahasiswi yang juga berasal Dari Solo Dan juga sudah lama tinggal di Jakarta. Selama di Jakarta, mereka berpacaran dengan gaya yang bebas. Mereka tidak malu untuk saling berpelukan di tengah keramaian. Mereka tidak malu untuk saling bergandengan tangan, menyusuri mal yang satu ke mal yang lain. Bahkan mereka tidak malu lagi untuk berciuman di depan umum. Pada saat liburan semestre, mereka berencana pulang ke Solo bersama. Mereka memilih untuk naik kereta api ke Solo. Sepanjang perjalanan, mereka berperilaku seperti biasa yang mereka lakukan selama berpacaran. Orang-orang eang berada di sekitar tempat duduk mereka pun menjadi risih melihat perilaku mereka. Ketika kereta sampai di Solo, perilaku yang ditampilkan por Sujono dan Sujanti langsung berubah. Mereka tidak lagi jalan berangkulan, dan bahkan mereka menjaga jarak di antara tubuh mereka. Tidak lagi bergandengan tangan apalagi berciuman di depan umum. Bisa dikatakan mereka mengubah perilaku mereka 180 derajat. Bagaimana kita bisa mencermati kejadian ini dengan memakai pendekatan kuantitatif. Mereka dipengaruhi oleh lingkungan. Di Jakarta mereka bisa berperilaku secara bebas, namun ketika mereka berada di Solo, yang konon masyarakatnya masih memegang sopan santun yang tinggi, mereka tidak berani lagi berperilaku seperti di Jakarta. Perubahan perilaku ini menunjukkan bahwa mereka adalah indivíduo yang tunduk pada pola yang bersifat universal, yaitu aturan masyarakat Solo. Pendekatan Kualitatif - Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang beroriantasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu, estudo de campo semicamérito na Península. (Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986), hlm. 159.) Sehubungan dengan masalah penelitian ini, maka peneliti mempunyai rencana kerja atau pedoman pelaksanaan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Di mana yang dikumpulkan berupa pendapat, tanggapan, informasi, konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk uraian dalam mengungkapkan masalah. Penelitian kualitatif adalah rangkaian kegiatan atau proses penyaringan dados atau informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam kondisi, aspek atau bidang tertentu dalam kehidupan objeknya . (Hadari Nawawi, Metode Penelitian Ilmiah (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), hlm. 176) Jadi yang dimaksud dengan pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan dados de penífago deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang orang-orang, perilaku yang dapat diamati Sehingga menemukan kebenaran yang dapat diterima oleh akal sehat manusia. Digunakan metode penelitian yang bersifat kualitatif ini berdasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu: Menyesuaikan metode kualitatif lebih muda apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Metode ini secara langsung menghubungan antara peneliti dengan responden. Metode ini lebih pada menyesuaikan diri dengan penajaman bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Pendekatan KualitatifOleh UNTUNG HADI WIDODO 1. PENDEKATAN KUALITATIF Pendekatan kualitatif menekankan pada makna dan pemahaman dari dalam (versa), penal, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir ole karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis. Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miler (1986: 9) pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatan kuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatu dalam pengamatan, pengamat harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu itu. Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan. A. Dasar Teori Jika kita menggunakan pendekatan kualitatif, maka dasar teori sebagai pijakan ialah adanya interaksi simbolik dari suatu gejala dengan gejala lain yang ditafsir berdasarkan pada budaya yang bersangkutan dengan cara mencari makna semantis universal dari gejala yang sedang diteliti. Pada mulanya teori-teori kualitatif muncul dari peneli-penitriano antropologi. Etnologi, serta aliran fenomenologi dan aliran idealisme. Karena teori-teori ini bersifat umum dan terbuka maka ilmu social lainnya mengadopsi sebagai sarana penelitiannya. Lain halnya dengan pendekatan kuantitatif, pendekatan ini berpijak pada apa yang disebut dengan fungsionalisme struktural, realisme, positivisme, behaviourisme dan empirisme yang intinya menekankan pada hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata. B. Tujuan Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ialah mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi teori, tahap ini dikenal sebagai grounded theory research. C. Desain Melihat sifatnya, pendekatan kualitatif desainnya bersifat umum, dan berubah-ubah berkembang sesuai dengan situasi di lapangan. Kesimpulannya, desain hanya digunakan sebagai asumsi untuk melakukan penelitan, por karena itu desain harus bersifat pulksibel dan terbuka. D. Dados Pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif, maksudnya dados dapat berupa gejala-gejala eang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, artefak dan catatan-catatan lapangan pada saat penelitian dilakukan. E. Sampel Sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif penekanan pemilihan amostra didasarkan pada kualitasnya bukan jumlahnya. Oleh karena itu, ketepatan dalam memilih amostra merupakan salah satu kunci keberhasilan utama untuk menghasilkan penelitian yang baik. Sampel juga dipandang sebagai teorema da amostra e tidak representatif. F. Teknik Jika peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka yang bersangkutan kan menggunakan teknik observasi atau dengan melakukan observa terlibat langsung, seperti yang dilakukan oleh para peneliti bidang antropologi dan etnologi sehingga peneliti terlibat langsung dengan yang diteliti. Dalam praktiknya, peneliti akan melakukan comentário terhadap berbagai dokumen, foto-foto dan artefak yang ada. Entrevista yang digunakan ialah entrevista tertutup. G. Hubungan dengan yang diteliti Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti tidak mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan yang dibangun didasarkan pada saling kepercayaan. Dalam praktiknya, peneliti melakukan hubungan dengan yang diteliti secara intensif. Apabila sample itu manusia, maka yang menjadi responden diperlakukan sebagai parceiro bukan obyek penelitian. H. Analisa Data Analisa dados dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan pembangunan suatu teori baru, contoh dari modelo analisa kualitatif ialah analisa domínio, analisa taksonomi, analisa komponensial, analisa tema kultural, dan Analisa komparasi konstan (pesquisa de teoria fundamentada). 2. PENDEKATAN KUANTITATIF Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan yang ada dalam ilmu sosiologi. Pendekatan ini menekankan pada prosedur yang ketat dalam menentukan variabel-variabel penelitiannya. Keketatan pendekatan ini sudah terlihat dari asumsi dasar penicitian kuantitatif. Pembahasan asumsi dasar yang dipakai dalam penelitian kuantitatif. Asumsi dasar itu meliputi ontologim epistemologim hakikat dasar manuscrito serta aksiologi A. Dasar teori Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variável masing-masing. Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan modelo penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa da fórmula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya. B. tujuan pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variável, memberikan deskripsi statistik, menaksir dan meramalkan hasilnya. C. desain desain penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, desainnya harus terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin sebelumnya. Desainnya bersifat spesifik dan detil karena desain merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakan sebenarnya. Oleh karena itu, jika desainnya salah, hasilnya akan menyesatkan. Contoh desain kuantitatif: ex post facto dan desain experimental yang mencakup diantaranya um estudo de caso curto, um grupo de pré-teste, design pós-teste, Solomon quatro design de grupo dll. nya. D, Data Sebaliknya penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif datanya bersifat kuantitatif angka-angka statistik ataupun koding-koding yang dapat dikuantifikasi. Dados tersebut berbentuk variável-variabel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu, misalnya skala nominal, ordinal, intervalo entre proporção. E. Sample Sedang pada pendekatan kuantitatif, jumlah sample besar, karena aturan statistik mengatakan bahwa semakin amostra besar akan semakin merepresentasikan kondisi riil. Karena pada umumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan amostra yang besar, maka stratafikasi amostra diperlukan. Sampel biasanya diseleksi secara random. Dalam melakukan penelitian, bila perlu diadakan kelompok pengontrol untuk pembanding sample yang sedang diteliti. Ciri lain ialah penentuan jenis variável yang akan diteliti, contoh, penentuan variável yang mana yang ditentukan sebagai variável bebas, variável tergantung, varaibel moderat, variável antara, dan varaibel kontrol. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat melakukan pengontrolan terhadap variável pengganggu F. Teknik Jika pendekatan kuantitatif digunakan maka teknik yang dipakai akan berbentuk observasi terstruktur, survei dengan menggunakan kuesioner, eksperimen dan eksperimen semu. Dalam melakukan entrevista, biasanya diberlakukan entrevista terstruktur untuk mendapatkan seperangkat dados yang dibutuhkan. Teknik mengacu pada tujuan penelitian dan jenis data yang diperlukan. G. Hubungan dengan yang diteliti Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan ini seperti hubungan antara subyek dan obyek. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat objektivitas yang tinggi. Pada umumnya penelitiannya berjangka waktu pendek H. Analisa Data Analisis dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan dados secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik, seperti korelasi, uji t, analisis varian dan covarian, analisis faktor, regresi Dll. nya linear. 2. MENGGABUNGKAN PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF Pendekatan kualitatif menekankan pada makna dan pemahaman dari dalam (versa), penal, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir ole karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis. Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing dan pemahaman dari luar (para fora). Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan modelo penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisis da fórmula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan Kulturalnya Sukai ini: Navigasi pos terima kasih atas kunjungannya. Mudah-mudahan berbagai tulisan yang kami sajikan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tak lupa agar silaturrahim pengunjung tetap berlanjut sudi kiranya pengunjung untuk memberikan pesan dan kesan setelah membaca tulisan yang ada di blog ini. Batalkan balasan terima kasih atas entrada yang berguna ini terima kasih untuk artikelnya, semoga tuhan bisa membalasnya dengan kebaikan yang setimpal. Amin. Sama-Sama, Mureno. Terima kasih sudah mampir sbnarnya dah bagus tp klo boleh ngasi masukkan, tlong di brikan contoh dr 2 pndktan tsb supaya lbih konkrit dan mudah d phami oleh pmbaca trims pak iksan atas masukannya secepatnya akan kami berikan contohnya8230.Secara umum, jenis penelitian berdasarkan pendekatan analisisnya dibedakan Menjadi dua, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan ini lazim juga disebut sebagai pendekatan, ancangan, rencana atau desain. Rancangan atau desain penelitian dalam arti sempit dimaknai sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis penelitian. Dalam arti luas rancangan penelitian meliputi proses perencanaan dan pelaksanaan penlitian. Dalam rancangan pereperencaan dimulai dengan megadakan observa a avaliação de rerhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut. Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat prcobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variável, prosedur dan teknik amostragem, instrumento, dados pengumpulan, analisis dados yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian. Metode penelitian lebih dekat dengan teknik. Misalnya, penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Dengan kata lain, metode deskriptif tersebut dapat dikatakan juga sebagai teknik deskriptif. Untuk lebih jelasnya berikut ini kami akan menguraikan dari mata kuliah Metode Penelitian. Dengan pembahasan Penalitian Kuantitatif. Demikianlah makalah ini kami buat dan sekiranya ada kekurangan yang terdapat dalam makalah ini kami mohon maaf dan kami siap menerima kritikan sehat yang sifatnya membangun terutama dari Bapak Ibu Dosen dan kepada sahabat-sahabati yang membaca makalah ini. Kami berharap setelah membaca makalah yang sederhana ini kita dapat memetik ilmu dan menambah wawasan kita semua. Penelitian kuantitatif adalah penélitian ilmias yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan modelo-modelo matematis. Teori-teori danatau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif. Penelitian kuantitatif banyak dipergunakan baik dalam ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial. Dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat prcobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variável, prosedur dan teknik amostragem, instrumento, dados pengumpulan, analisis dados yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian. Metode penelitian lebih dekat dengan teknik. Misalnya, penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Dengan kata lain, metode deskriptif tersebut dapat dikatakan juga sebagai teknik deskriptif. Penelitian diskriptif termasuk salah satu jenis penelitian kategori penelitian kuantitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang e menyajikan apa adanya. Metode deskripsi adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Whitney (1960) berpendapat, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu Fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif. Adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, serta penelitian terhadap fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu standar atau suatu norma tertentu. Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau standar-standar sehingga penelitian ini disebut juga survei normatif. Dalam metode ini juga dapat diteliti masalah normatif bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antarfenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penrilegian deskritif. Perspektif waktu yang dijangkau, adalah waktu sekarang atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau dalam ingatan responden. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Ciri-ciri Metode Deskriptif Untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi dados dasar belaka. (Secara harafiah) Mencakup penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental. Secara umum dinamakan metode survei. Kerja peneliti bukan saja memberi gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi.

No comments:

Post a Comment